Senin, 01 Mei 2017

KESENJANGAN EKONOMI – SOSIAL DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

TULISAN 2

Kesenjangan Sosial

                Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Setiap masyarakat selalu ditandai dengan adanya kesenjangan. Kesenjangan artinya tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Kesenjangan membawa dampak pada kesenjangan sosio-ekonomi dan stratifikasi sosial. Kesenjangan sosio-ekonomi mencakup kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan dan kesejahteraan. 
                Kesenjangan sosial semakin hari semakin memprihatinkan, khususnya di lingkungan perkotaan. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini jelas bertolak belakang pancasila sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam kenyataan di sekitar kita, kesenjangan sosial membawa dampak negatif kepada masyarakat.
                Fasilitas mewah yang dimiliki negara ataupun orang-orang mampu yang tentu saja sangat berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat yang kurang mampu atau bahkan masyarakat yang tidak mampu. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia dengan lebih dari 230 juta jiwa penduduk. Dengan rincian:
PULAU
LUAS WILAYAH (%)
      JUMLAH PENDUDUK (%)
SUMATERA
25,2
21,3
JAWA
6,8
57,5
KALIMANTAN
28,5
5,8
SULAWESI
9,9
7,3
MALUKU
4,1
1,1
PAPUA
21,8
1,5

                











Pulau Jawa merupakan pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Masyarakat pedesaan ataupun kota lain berbondong-bondong mengadu nasib ke pulau Jawa, terutama Jakarta. Namun apakah semakin banyak penduduk dalam suatu wilayah akan menjamin pula kemakmuran penduduk yang ada di wilayah tersebut? Kita bisa membandingkan antara Indonesia dan Singapura, luas negara Singapura yang tidak lebih besar dari Jakarta dan penduduknya yang hanya 5,31 juta namun penduduknya jauh lebih sejahterah dibandingkan dengan dua ratus juta lebih penduduk Indonesia yang seharusnya dengan luas wilayah negara yang luas, SDM yang banyak, SDA yang sangat melimpah dan wilayah yang strategis, masyarakat Indonesia seharusnya bisa hidup lebih sejahtera dari apa yang terlihat sekarang.
                Tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai angka 11,8% dari total penduduk. Itupun berdasarkan kategori masyarakat yang berpendapatan kurang dari 7000 rupiah perhari. Pertanyaannya apakah di zaman seperti sekarang dengan uang 7000 rupiah perhari sudah bisa hidup dengan layak? Lalu bagaimana dengan seorang kepala keluarga yang hanya memiliki pendapatan 7000 rupiah perhari dan harus menghidupi istri dan anak-anaknya? Bisa dibayangkan betapa sulit perekonomiannya, sedangkan ia tidak tergolong dalam masyarakat miskin. Sebagai contoh nyata seorang guru yang memiliki pendapatan 9000 rupiah perhari dan harus menghidupi 8 orang anaknya, ia berusaha keras agar anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Pada nyatanya sekarang 4 dari 8 anaknya sudah sukses dan menjadi sarjana. Bagaimana caranya? Sudah tentu dari gaji yang ia dapat tidak cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke universitas. Ia memiliki sebidang kecil tanah disamping rumahnya, ditanah itu ia tanami berbagai macam tumbuhan, mulai dari bawang, tebu hingga pepaya. Hasil dari bercocok tanam pun tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, beruntungnya anak-anak beliau memiliki kepintaran yang luar biasa. 4 orang anaknya tersebut mendapatkan beasiswa dari SMP hingga SMA dan setelah melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi masing-masing anaknya kuliah sambil bekerja menjadi guru private bahkan pelayan toko. Saat harus menutupi kebutuhan pun beliau tak sungkan meminta pertolongan tetangga, namun beliau tidak meminta begitu saja, terkadang beliau menjual perabotan rumah tangganya, dari peralatan elektronik hingga peralatan dapur. Demi anak-anaknya. Dan sekarang ke 4 adik-adiknya dibiayai oleh kakak-kakaknya yang sudah bekerja.
                Di sisi lain anak-anak yang telah disekolahkan di sekolah yang elite yang sudah pasti mahal dan diberi fasilitas lebih malah tidak bisa memberikan kebanggaan kepada orang tuanya. Dimana saat anak-anak di pedesaan harus menyeberangi sungai dan berjalan berpuluh-puluh kilometer demi ingin belajar di sekolah tapi anak-anak yang diberi kendaraan atau diantar supir pribadi malah dengan seenaknya bolos dari sekolah. Di saat pinggiran kota harus bergelap-gelapan karena tidak ada aliran listrik di kota besar bergelimang cahaya, lampu berkelap-kelip di setiap sudut kota. Di saat penduduk miskin harus membangun rumah seadanya dan bahkan tidak layak huni di pinggiran kali, perumahan-perumahan dan kantor mewah sedang berlomba-lomba dibangun.
                Secara hukum, setiap warga Indonesia memiliki perlakuan hukum yang sama, namun masih banyak aparat pemerintah penegak hukum yang tidak mau mendengarkan jeritan rakyat miskin. Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya dan orang miskin. Seorang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan fasilitas mewah bagai tinggal di hotel. Sementara seorang miskin yang terlibat kasus kasus pidana kecil saja, seperti mencuri ayam, mereka diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak hukum. Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, masih banyak pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih banyak orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka
Faktor penyebab kesenjangan sosial ekonomi:
1.       Menurunnya pendapatan perkapita akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas
2.      Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM
3.       Rendahnya mobilitas sosial, akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan.
4.      Adanya pencemaran lingkungan alam

Sikap dan perilaku yang sesuai untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi:
1.       Hidup sederhana sesuai kebutuhan
2.      Peduli dengan masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan pekerjaan bagi mereka
3.       Meningkatkan pengetahuan untuk menguasai IPTEK
4.      Menghargai kreativitas dan hasil karya orang lain

Upaya mengatasi kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat
1.       Memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak
2.      Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya
3.       Adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah

Dampak Masalah Sosial di Masyarakat
1.       Meningkatnya angka kriminalitas
2.      Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin
3.       Adanya perpecahan kelompok
4.      Munculnya perilaku menyimpang
5.      Meningkatnya pengangguran




Pemecahan Masalah Sosial di Masyarakat
Untuk mengatasi masalah sosial perlu perubahan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dampak perubahan yang positif diharapkan dapat menghasilkan kondisi yang sejahtera
Upaya pemecahan masalah sosial:
1.      Pemecahan masalah berbasis negara
Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan masalah sosial adalah melalui kebijakan sosial
Contoh:
·         Mendirikan sekolah dengan biaya murah, KJP
·         Pengobatan gratis, KJS, BPJS kesehatan
·         Melakukan penertiban kendaraan bermotor

2. Pemecahan Masalah Berbasis Masyarakat
·         Mengembangkan sistem sosial yang kondusif
·         Memanfaatkan modal sosial
·         Memanfaatkan institusi sosial

Bagi negara berkembang, usaha untuk mengatasi masalah sosial adalah dengan pembangunan
Dalam pembangunan harus memiliki tujuan:
1.       Dapat memperbaiki kehidupan masyarakat.
2.      Melindungi warga masyarakat dari tindakan penindasan dan kesengsaraan.
3.       Dapat memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di Indonesia:
1.       Meminimalis (KKN) dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya kasus tentang bank century belum menemukan titik terang dan seolah-olah mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.
2.      Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum. Masih banyak mafia hukum merajarela di Indonesia itu yang semakin membuat kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok. Keadilan saat ini sangatlah sulit untuk ditegagakkan bagaimana tidak! Seorang koruptor ditahan namun semua fasilitas sudah tercukupi di dalam ruang tahanan. Sedangkan bagaimana dengan nasib seorang masyarakat kecil yang hanya mencuri ayam misalnya, mereka melakukan dengan seenak mereka kadang juga mereka menyiksa dengan tidak prikemanusiaan. Hal ini sangatlah menunjukkan kesenjangan sosial di Indonesia sangatlah mencolok antara pihak kaya atau pihak yang mempunyai penguasa antara rakyat kecil atau orang miskin.

Kemiskinan

                Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan adalah suatu suratan takdir atau mereka mereka miskin karena malas, tidak kreatif, dan tidak punya etos kerja. Kemiskinan telah memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan, bukan hanya kehidupan pribadi mereka yang miskin, tetapi juga bagi orang-orang yang tidak tergolong miskin. Kemiskinan bukan hanya menjadi beban pribadi, tetapi juga menjadi beban dan tanggungjawab masyarakat, negara dan dunia untuk menanggulanginya. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai, mengakibatkan jumlah pengangguran semakin banyak. Hal ini disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih.

Kemiskinan terjadi tentunya pasti ada faktor-faktor penyebabnya. Dibawah ini ada 2 Faktor-faktor penyebab manusia, yaitu: 

a. Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara manusia: 

Adapun Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara manusia, yaitu: 
1.       Sikap dan pola pikir serta wawasan yang rendah, Malas berpikir dan bekerja,
2.      Kurang keterampilan,  
3.       Pola hidup konsumtif,  
4.      Sikap apatis/egois/pesimis, 
5.      Rendah diri,  
6.      Adanya gep antara kaya dan miskin, 
7.       Belenggu adat dan kebiasaan,  
8.      Adanya teknologi baru yang hanya menguntungkan kaum tertentu (kaya),  
9.      Adanya perusakan lingkungan hidup,  
10.   Pendidikan rendah,  
11.   Populasi penduduk yang tinggi,  
12.   Pemborosan dan kurang menghargai waktu,  
13.   Kurang motivasi mengembangkan prestasi,  
14.   Kurang kerjasama,  
15.   Pengangguran dan sempitnya lapangan kerja,  
16.   Kesadaran politik dan hukum,  
17.   Tidak dapat memanfaatkan SDA dan SDM setempat, dan 
18.   Kurangnya tenaga terampil bertumpun  ke kota.  
  (Manurung, dalam Bulletin YDS, 1993:4) 


b. Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara non manusia: 

Adapun Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara non manusia: 
1.       Faktor alam, lahan tidak subur/lahan sempit,  
2.      Keterampilan atau keterisolasi desa,  
3.       Sarana pehubungan tidak ada,  
4.      Kurang Fasilitasi umum,  
5.      Langkanya modal,  
6.      Tidak stabilnya harga hasil bumi,  
7.       Industrialisasi sangat minim 
8.      belum terjagkau media informasi, 
9.      Kurang berfungsinya lembaga-lembaga desa,  
10.   Kepemilikan tanah kurang pemerataan.  
    (Manurung, dalam Bulletin YDS, 1993:5) 

                Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar. Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan ini. Ada beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Seperti di antaranya adalah program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan usai penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas. Selain itu ada juga pelaksanaan bantuan di bidang kesehatan yaitu jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesnas. Namun kedua hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan. Bahkan beberapa pakar kebijakan negara menganggap, bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan pemerintah. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di indonesia. Negara wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang dasar 1945.

Langkah Mengatasi Masalah Kemiskinan :

Beberapa langkah yang bisa dilakukan diantaranya adalah :

1.    Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
2.    Menghapuskan korupsi. Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
3.    Menggalakkan program zakat. Di Indonesia, Islam adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di indonesia, ditengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
4.    Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :  
·         Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton 
·         Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer
5.    Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
·         Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs); 
·         Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
·         Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
·         Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah sakit.
6. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :
·         Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan
·         Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
·         Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
·         Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.







Daftar Pustaka :

Kelompok 5:
1)      Dian
2)      Pramagusti Tsabit Sabili
3)      Salma Nur Azizah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas 2 Akuntansi Forensik

1. GRAFIK GCB ( Global Corruption Barometer ) TAHUN 2017 : 2. GRAFIK BPI (Bribe payers Index) TAHUN 2011: 3.  GRAFIK PERC ( P...