TULISAN 2
Kesenjangan
Sosial
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada
dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Setiap masyarakat selalu ditandai dengan adanya
kesenjangan. Kesenjangan artinya tidak seimbang, tidak simetris, atau
berbeda. Kesenjangan membawa dampak pada kesenjangan sosio-ekonomi dan
stratifikasi sosial. Kesenjangan sosio-ekonomi mencakup kemiskinan, kurangnya lapangan
pekerjaan dan kesejahteraan.
Kesenjangan sosial semakin hari semakin memprihatinkan, khususnya di
lingkungan perkotaan. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Hal ini jelas bertolak belakang pancasila sila kelima yang berbunyi “Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam kenyataan di sekitar kita,
kesenjangan sosial membawa dampak negatif kepada masyarakat.
Fasilitas mewah yang dimiliki negara ataupun orang-orang mampu yang tentu
saja sangat berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat yang kurang mampu
atau bahkan masyarakat yang tidak mampu. Seperti yang kita ketahui Indonesia
adalah negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia dengan lebih dari
230 juta jiwa penduduk. Dengan rincian:
PULAU
|
LUAS WILAYAH (%)
|
JUMLAH PENDUDUK (%)
|
SUMATERA
|
25,2
|
21,3
|
JAWA
|
6,8
|
57,5
|
KALIMANTAN
|
28,5
|
5,8
|
SULAWESI
|
9,9
|
7,3
|
MALUKU
|
4,1
|
1,1
|
PAPUA
|
21,8
|
1,5
|
Pulau Jawa merupakan pulau dengan kepadatan penduduk
tertinggi di Indonesia. Masyarakat pedesaan ataupun kota lain berbondong-bondong
mengadu nasib ke pulau Jawa, terutama Jakarta. Namun apakah semakin banyak
penduduk dalam suatu wilayah akan menjamin pula kemakmuran penduduk yang ada di
wilayah tersebut? Kita bisa membandingkan antara Indonesia dan Singapura, luas
negara Singapura yang tidak lebih besar dari Jakarta dan penduduknya yang hanya
5,31 juta namun penduduknya jauh lebih sejahterah dibandingkan dengan dua ratus
juta lebih penduduk Indonesia yang seharusnya dengan luas wilayah negara yang
luas, SDM yang banyak, SDA yang sangat melimpah dan wilayah yang strategis,
masyarakat Indonesia seharusnya bisa hidup lebih sejahtera dari apa yang
terlihat sekarang.
Tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai angka 11,8%
dari total penduduk. Itupun berdasarkan kategori masyarakat yang berpendapatan
kurang dari 7000 rupiah perhari. Pertanyaannya apakah di zaman seperti sekarang
dengan uang 7000 rupiah perhari sudah bisa hidup dengan layak? Lalu bagaimana
dengan seorang kepala keluarga yang hanya memiliki pendapatan 7000 rupiah perhari
dan harus menghidupi istri dan anak-anaknya? Bisa dibayangkan betapa sulit
perekonomiannya, sedangkan ia tidak tergolong dalam masyarakat miskin. Sebagai
contoh nyata seorang guru yang memiliki pendapatan 9000 rupiah perhari dan
harus menghidupi 8 orang anaknya, ia berusaha keras agar anak-anaknya dapat
mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Pada nyatanya sekarang 4 dari 8 anaknya
sudah sukses dan menjadi sarjana. Bagaimana caranya? Sudah tentu dari gaji yang
ia dapat tidak cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke universitas. Ia
memiliki sebidang kecil tanah disamping rumahnya, ditanah itu ia tanami
berbagai macam tumbuhan, mulai dari bawang, tebu hingga pepaya. Hasil dari
bercocok tanam pun tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, beruntungnya
anak-anak beliau memiliki kepintaran yang luar biasa. 4 orang anaknya tersebut
mendapatkan beasiswa dari SMP hingga SMA dan setelah melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi masing-masing anaknya kuliah sambil bekerja menjadi guru private bahkan
pelayan toko. Saat harus menutupi kebutuhan pun beliau tak sungkan meminta
pertolongan tetangga, namun beliau tidak meminta begitu saja, terkadang beliau
menjual perabotan rumah tangganya, dari peralatan elektronik hingga peralatan
dapur. Demi anak-anaknya. Dan sekarang ke 4 adik-adiknya dibiayai oleh
kakak-kakaknya yang sudah bekerja.
Di sisi lain anak-anak yang telah disekolahkan di
sekolah yang elite yang sudah pasti mahal dan diberi fasilitas
lebih malah tidak bisa memberikan kebanggaan kepada orang tuanya. Dimana saat
anak-anak di pedesaan harus menyeberangi sungai dan berjalan berpuluh-puluh
kilometer demi ingin belajar di sekolah tapi anak-anak yang diberi kendaraan
atau diantar supir pribadi malah dengan seenaknya bolos dari sekolah. Di saat pinggiran kota harus bergelap-gelapan karena tidak ada aliran listrik
di kota besar bergelimang cahaya, lampu berkelap-kelip di setiap sudut kota. Di
saat penduduk miskin harus membangun rumah seadanya dan bahkan tidak layak huni
di pinggiran kali, perumahan-perumahan dan kantor mewah sedang berlomba-lomba
dibangun.
Secara hukum, setiap warga Indonesia memiliki
perlakuan hukum yang sama, namun masih banyak aparat pemerintah penegak hukum
yang tidak mau mendengarkan jeritan rakyat miskin. Salah satu contohnya adalah
diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya dan orang miskin. Seorang
kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan fasilitas mewah bagai tinggal di
hotel. Sementara seorang miskin yang terlibat kasus kasus pidana kecil saja,
seperti mencuri ayam, mereka diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak
hukum. Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, masih
banyak pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih
banyak orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka
Faktor penyebab
kesenjangan sosial ekonomi:
1.
Menurunnya
pendapatan perkapita akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi
peningkatan produktivitas
2.
Ketidakmerataan
pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM
3.
Rendahnya
mobilitas sosial, akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai
persaingan dan kewirausahaan.
4.
Adanya
pencemaran lingkungan alam
Sikap dan
perilaku yang sesuai untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi:
1.
Hidup sederhana
sesuai kebutuhan
2.
Peduli dengan
masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan pekerjaan bagi mereka
3.
Meningkatkan
pengetahuan untuk menguasai IPTEK
4.
Menghargai
kreativitas dan hasil karya orang lain
Upaya mengatasi
kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat
1.
Memberikan
kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak
2.
Menciptakan
lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya
3.
Adanya
pemerataan pembangunan di daerah-daerah
Dampak Masalah
Sosial di Masyarakat
1.
Meningkatnya
angka kriminalitas
2.
Adanya kesenjangan
antara orang kaya dan orang miskin
3.
Adanya
perpecahan kelompok
4.
Munculnya
perilaku menyimpang
5.
Meningkatnya
pengangguran
Pemecahan
Masalah Sosial di Masyarakat
Untuk mengatasi masalah sosial perlu perubahan yang
dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dampak perubahan yang
positif diharapkan dapat menghasilkan kondisi yang sejahtera
Upaya pemecahan
masalah sosial:
1.
Pemecahan
masalah berbasis negara
Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
memecahkan masalah sosial adalah melalui kebijakan sosial
Contoh:
·
Mendirikan
sekolah dengan biaya murah, KJP
·
Pengobatan
gratis, KJS, BPJS kesehatan
·
Melakukan
penertiban kendaraan bermotor
2. Pemecahan Masalah Berbasis Masyarakat
·
Mengembangkan
sistem sosial yang kondusif
·
Memanfaatkan
modal sosial
·
Memanfaatkan
institusi sosial
Bagi negara berkembang, usaha untuk mengatasi masalah
sosial adalah dengan pembangunan
Dalam
pembangunan harus memiliki tujuan:
1.
Dapat
memperbaiki kehidupan masyarakat.
2.
Melindungi
warga masyarakat dari tindakan penindasan dan kesengsaraan.
3.
Dapat
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
Upaya-upaya
yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan
sosial ekonomi yang terjadi di Indonesia:
1.
Meminimalis
(KKN) dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di
Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal
korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya
kasus tentang bank century belum menemukan titik terang dan seolah-olah
mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan
meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan dana yang ada.
2.
Meningkatkan
system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap
mafia hukum. Masih banyak mafia hukum merajarela di Indonesia itu yang semakin
membuat kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok. Keadilan saat ini
sangatlah sulit untuk ditegagakkan bagaimana tidak! Seorang koruptor ditahan
namun semua fasilitas sudah tercukupi di dalam ruang tahanan. Sedangkan
bagaimana dengan nasib seorang masyarakat kecil yang hanya mencuri ayam
misalnya, mereka melakukan dengan seenak mereka kadang juga mereka menyiksa
dengan tidak prikemanusiaan. Hal ini sangatlah menunjukkan kesenjangan sosial
di Indonesia sangatlah mencolok antara pihak kaya atau pihak yang mempunyai
penguasa antara rakyat kecil atau orang miskin.
Kemiskinan
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di
masyarakat. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan adalah suatu suratan
takdir atau mereka mereka miskin karena malas, tidak kreatif, dan tidak punya
etos kerja. Kemiskinan telah memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan,
bukan hanya kehidupan pribadi mereka yang miskin, tetapi juga bagi orang-orang
yang tidak tergolong miskin. Kemiskinan bukan hanya menjadi beban pribadi,
tetapi juga menjadi beban dan tanggungjawab masyarakat, negara dan dunia untuk
menanggulanginya. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak dibarengi dengan tersedianya
lapangan kerja yang memadai, mengakibatkan jumlah pengangguran semakin banyak.
Hal ini disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan
perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial. Salah satu
karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja
lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan
negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih.
Kemiskinan
terjadi tentunya pasti ada faktor-faktor penyebabnya. Dibawah ini ada 2
Faktor-faktor penyebab manusia, yaitu:
a. Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara
manusia:
Adapun
Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara manusia, yaitu:
1.
Sikap dan pola
pikir serta wawasan yang rendah, Malas berpikir dan bekerja,
2.
Kurang
keterampilan,
3.
Pola hidup
konsumtif,
4.
Sikap
apatis/egois/pesimis,
5. Rendah diri,
6.
Adanya gep
antara kaya dan miskin,
7.
Belenggu adat
dan kebiasaan,
8.
Adanya
teknologi baru yang hanya menguntungkan kaum tertentu (kaya),
9.
Adanya
perusakan lingkungan hidup,
10.
Pendidikan
rendah,
11.
Populasi
penduduk yang tinggi,
12.
Pemborosan dan
kurang menghargai waktu,
13.
Kurang motivasi
mengembangkan prestasi,
14.
Kurang kerjasama,
15.
Pengangguran
dan sempitnya lapangan kerja,
16.
Kesadaran
politik dan hukum,
17.
Tidak dapat
memanfaatkan SDA dan SDM setempat, dan
18.
Kurangnya
tenaga terampil bertumpun ke kota.
(Manurung, dalam Bulletin YDS, 1993:4)
b. Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara
non manusia:
Adapun
Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara non manusia:
1.
Faktor alam,
lahan tidak subur/lahan sempit,
2.
Keterampilan
atau keterisolasi desa,
3.
Sarana
pehubungan tidak ada,
4.
Kurang
Fasilitasi umum,
5.
Langkanya
modal,
6.
Tidak stabilnya
harga hasil bumi,
7.
Industrialisasi
sangat minim
8.
belum terjagkau
media informasi,
9.
Kurang
berfungsinya lembaga-lembaga desa,
10.
Kepemilikan
tanah kurang pemerataan.
(Manurung, dalam Bulletin YDS, 1993:5)
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah
memiliki peran yang besar. Namun dalam kenyataannya, program yang dijalankan
oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan masalah kemiskinan
ini. Ada beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan dan dimaksudkan
sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Seperti di antaranya
adalah program Bantuan Langsung Tunai yang merupakan kompensasi yang diberikan
usai penghapusan subsidi minyak tanah dan program konversi bahan bakar gas.
Selain itu ada juga pelaksanaan bantuan di bidang kesehatan yaitu jaminan
kesehatan masyarakat atau Jamkesnas. Namun kedua hal tersebut tidak memiliki
dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan. Bahkan beberapa pakar
kebijakan negara menganggap, bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan
pemerintah. Baik ada atau tidak ada masalah kemiskinan di indonesia. Negara
wajib menyediakan jaminan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang dasar 1945.
Langkah Mengatasi Masalah Kemiskinan :
Beberapa langkah yang
bisa dilakukan diantaranya adalah :
1. Menciptakan lapangan kerja
yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran.
Karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
2. Menghapuskan korupsi. Sebab
korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat tidak bisa
menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana mestinya.
3. Menggalakkan program zakat.
Di Indonesia, Islam adalah agama
mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat diperkenalkan sebagai media untuk
menumbuhkan pemerataan kesejahteraan di antara masyarakat dan mengurangi
kesenjangan kaya-miskin. Potensi zakat di indonesia, ditengarai mencapai angka
1 triliun setiap tahunnya. Dan jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi
potensi besar bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
4. Menjaga stabilitas harga
bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat
miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan
kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini
seperti :
·
Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton
·
Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer
5. Meningkatkan akses
masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk
meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan,
dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara
lain :
·
Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
·
Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
·
Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
·
Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di
kelas III rumah sakit.
6. Menyempurnakan dan
memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat
di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan
pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan
dengan fokus ketiga ini antara lain :
·
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan
perkotaan
·
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
·
Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
·
Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.
Daftar Pustaka :
Kelompok 5:
1)
Dian
2)
Pramagusti Tsabit
Sabili
3)
Salma Nur Azizah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar