Selasa, 12 November 2019

Latihan dan Pengembangan SDM


Latihan dan Pengembangan SDM


Nama          : Pramagusti Tsabit Sabili
NPM           : 25216774
Kelas           : 4EB10
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui program orietasi dan pelatihan, keduanya sangat dibutuhkan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekrja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab mereka di masa depan

Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum menguasainya. Management thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir.
Melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya. Dalarn kaitannya dengan tema iin, pemakalah mencoba dengan menyajiKan point-point penting yang ada kaitannya dengan pelatihan dai pengembangan sebagai berikut: Pengertian, tujuan, jenis-jenisnya, tahapan-tahapannya, tekniknya, manfaat dan kelemahannya.

 RUMUSAN MASALAH :
 Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yang akan kami bahas adalah :
1.      Apa pengertian dari pelatihan dan pengembangan SDM ?
2.      Apa tujuan dari pelatihan dan pengembangan SDM ?
3.      Apa saja jenis pelatihan dan pengembangan SDM ?
4.      Bagaimana Orientasi pekerja baru ?
5.      Bagaimana proses pelatihan SDM ?
6.      Bagaimana Pelatihan formal dan non formal ?
7.      Bagaimana Pengembangan team dan pengembangan Organisasi ?
8.      Bagaimana pentingnya pengembangan SDM ?
9.      Apa yang dimaksud promosi atau mutasi ?
10.  Apa yang dimaksud GKM ?

TUJUAN :
1.      Mengetahui pengertian dari pelatihan dan pengembangan SDM
2.      Mengetahui  tujuan dari pelatihan dan pengembangan SDM
3.      Mengetahui  jenis pelatihan dan pengembangan SDM
4.      Mengetahui Orientasi pekerja baru
5.      Mengetahui proses pelatihan SDM ? Mengetahi Pelatihan formal dan non formal
6.      Mengetahui Pengembangan team dan pengembangan Organisasi
7.      Mengetahui pentingnya pengembangan SDM
8.      Apa yang dimaksud promosi atau mutasi ?
9.      Apa yang dimaksud GKM ?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pelatihan dan pengembangan
Pelatihan (training) adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu(Sikula :1976)  Pelatihan kerja menurut undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal I ayat 9adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan

Menurut Marzuki (1992, halaman 4), ”Pelatihan adalah pengajaran atau pemberian pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan” Sjafri Mangkuprawira (2004) pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar

Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini

Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan

Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan (unplened change) atau perubahan yang direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17). Dari pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengernbangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana)

Menurut (Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian

Mariot Tua Efendi H (2002) latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Selanjutnya mariot Tua menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang.


B. Tujuan pelatihan dan pengembangan
Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuannya sebagai berikut :
·         Meningkatkan produktivitas.
·         Meningkatkan mutu tenaga kerja
·         Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
·         Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari  program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.
·         Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik:
·         Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja:
·         Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growht)

C. Jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM
a)      Pelatihan dan Pengembangan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.

b)      Pelatihan dan Pengembangan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet.

c)      Pelatihan dan Pengembangan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.

d)     Pelatihan dan Pengembangan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
e)      Pelatihan dan Pengembangans Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan.


D. Orientasi pekerja baru

Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan. Dimaksud orientasi disini adalah pengembangan dan pelatihan awal bagi para karyawan baru yang memberi mereka informasi bagi perusahaan, pekerjaan, maupun kelompok kerja.   Pengenalan dan orientasi perlu diprogamkan karena adanya sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja yang baru.
Materi-materi yang diberikan pada masa orientasi kepada para SDM/ Karyawan baru meliputi :
·         Profil organisasi termasuk didalamnya sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi yang ingin dicapai perusahaan, struktur organisasi perusahaan berikut para pemangku jabatan pada seluruh departemen yang perlu diketahui.
·         Peraturan-peraturan dan berbagai kebijakan perusahaan dalam hubungannya dengan hak dan kewajiban karyawan.
·         Berbagai fasilitas yang mungkin dapat digunakan atau tidak boleh digunakan oleh karyawan.
·         Pengenalan kondisi lingkungan kerja dimana karyawan tersebut akan berja seperti siapa yang menjadi atasanlangsung,atasan tidak langsung, rekan kerja, bawahan, kondisi ruangan kerja, dan fasilitasnya.
·         Pengenalan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh SDM yang bersangkutan sesuai dengan job description.

E. Proses pelatihan SDM

Menurut Noe (dalam Suwatno dan Priansa, 2016:125)  menyatakan terdapat 7 tahap dalam proses perencanaan pelatihan agar menjadi efektif, yaitu :
a)      Mengadakan penilaian terhadap kebutuhan.
b)      Memastikan bahwa pegawai memilki motovasi dan keahlian dasar yang diperlukan pelatihan.
c)      Menciptakan lingkungan belajar.
d)     Memastikan bahwa peserta mengaplikasikan isi dari pelatihan dalam pekerjaannya.
e)      Mengembangkan rencana evaluasi yang meliputi identifikasi hal yang mempengaruhi hasil yang diharapkan dari pelatihan.
f)       Memilih metode pelatihan berdasarkan tujuan pembelajaran dan lingkunganpembelajaran.
g)      Mengevaluasi program dan membuat perubahan atau revisi pada tahapan awal agar supayadapat meningkatkan efektifitas pelatihan.

F. Pelatihan Formal dan Non Formal

1. Pelatihan Formal
Pelatihan formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis ini biasanya dilakukan secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada kurikulum-silabus yang sudah ada. Kurikulum silabus disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu benar-benar berkaitan dan dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan.
Metode pelatihan formal :
1.      Belajar mandiri
2.      Metode belajar dikelas/ceramah
3.      Pelatihan ditempat kerja ( on the job training)
4.      Unjuk kerja
5.      Simulasi
6.      Sistem magang
7.      Pelatihan vestibule
8.      Bermain peran
9.      Telaah kasus
10.  Pelatihan laboratorium

2 . Pelatihan Non Formal
Pelatihan nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal. Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan sebagainya. Salah satu jenis pelatihan nonformal disebut Built In training (BIT ) atau pelatihan melekat merupakan pelatihan yang berkesinambungan dan melekat dengan tugas setiap atasan, untuk  meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

G. Pengembangan team dan organisasi

            Dalam bidang perilaku organisasional, definisi team yang berterima umum adalah sejumlah kecil orang yang memiliki keahlian yang saling melengkapi, yang punya komitmen pada tujuan yang sama, dan melakukan pekerjaan dengan saling bergantung satu dengan yang lain dan bertanggungjawab (Katzenbach and Smith 1999).
                 Sedangkan Greenberg (1996) mendefinisikan tim sebagai kumpulan dua orang atau lebih, yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal dan memiliki pola hubungan yang tetap/tidak berubah yang berbagi tujuan bersama dan memposisikan diri mereka sendiri sebagai sebuah kelompok. Dari definisi diatas, kita dapat melihat bahwa kedua definisi tersebut sangat mirip. Untuk memperjelas perbedaan antara teams dengan groups, Katzenbach dan Smith, 1999 mengidentifikasi 3 karakteristik utama sebuah team, yaitu:
1.      Komitmen
Katzenbach (1999) menjelaskan bahwa team bukan hanya sebuah kelompok yang bekerja bersama, akan tetapi suatu teams bergantung pada sinergi anggotanya yang secara kolektif menghasilkan sebuah hasil akhir yang bukan hanya sekedar penggabungan sederhana dari bagian-bagian pekerjaan individual. Oleh karena itu, team memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik yang bergantung pada usaha kolektif para anggota team untuk mencapai sukses. Untuk mencapai tujuan ini, anggota team harus belajar untuk saling percaya. Sedangkan group tidak membutuhkan sinergi untuk mencapai tujuan bersama, anggota group seringkali bekerja secara individu lalu kemudian menggabungkan pekerjaan mereka untuk membentuk hasil akhir. Dalam group, unsur kepercayaan bukanlah hal yang penting.
2.      Akuntabilitas / dapat dipertanggungjawabkan, dan
Anggota team saling bertanggungjawab untuk mencapai hasil akhir yang berkualitas. Semua anggota team memiliki komitmen pada hasil yang dicapai dan memberikan rasa tanggungjawab pribadi kepada hasil akhir. Disini, unsur kepercayaan sangat penting diantara anggota team, mereka percaya bahwa anggota yang lain akan bekerja secara bersungguh-sungguh dan berkerjasama mencapai tujuan. Sebaliknya, anggota group hanya bertanggungjawab pada sebagian tugas yang menjadi bagian mereka, sepanjang mereka percaya bahwa mereka telah melakukan bagian mereka dengan baik, maka mereka tidak merasa perlu bertanggungjawab jika hasil akhir mereka kurang baik.

3.      Keahlian.
Sebuah team terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dan kompetensi yang saling melengkapi dan menjadikannya sebagai sebuah team yang berbakat, sedangkan anggota group memiliki tingkat keahlian yang relatif sama pada tugas yang akan dikerjakan. Istilah group mengacu pada orang-orang yang punya kepentingan yang sama dalam satu area fungsional. Contoh pada profesi akuntansi, sebuat audit team berdasarkan hirarkinya, terdiri dari: staf auditor, senior, manager dan partner audit, tiap bagian memiliki level keahlian dan kompetensi yang berbeda.

H. Pentingnya pengembagan SDM

 Pengebambangan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar       
kinerja yang dapat diterima.
3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4. Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.



I. Pengertian Promosi dan Mutasi
A. PROMOSI
Promosi adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu organisasi ataupun instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah (swasta). Menurut Husein (2003) seseorang yang menerima promosi harus memiliki kualifikasi yang baik dibanding kandidat-kandidat yang lainnya. Terkadang jender pria wanita serta senioritas tua muda mempengaruhi keputusan tersebut. Hal inilah yang banyak diusahakan oleh kalangan pekerja agar bias menjadi lebih baik dari jabatan yang sebelumnya ia jabat. Dan juga demi peningkatan dalam status social. Promosi merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan.
Dengan adanya target promosi, pasti karyawan akan merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen perusahaan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang tinggi serta akan mempertinggi loyalitas (kesetiaan) pada perusahaan. Oleh karena itu, pimpinan harus menyadari pentingnya promosi dalam peningkatan produktivitas yang harus dipertimbangkan secara objektif. Jika pimpinan telah menyadari dan mempertimbangkan, maka perusahaan akan terhindar dari masalah-masalah yang menghambat peningkatan keluaran dan dapat merugikan perusahaan seperti: ketidakpuasan karyawan, adanya keluhan, tidak adanya semangat kerja, menurunnya disiplin kerja, tingkat absensi yang tinggi atau bahkan masalah-masalah pemogokan kerja. Untuk dapat memutuskan imbalan yang sepenuhnya diberikan kepada seorang karyawan atas hasil kerjanya, maka perusahaan harus memiliki sesuatu sistem balas jasa yang tepat. Mekanisme untuk dapat menentukan balas jasa yang pantas bagi suatu prestasi kerja adalah dengan penilaian prestasi kerja.
Melalui penilaian prestasi kerja akan diketahui seberapa baik Ia telah melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga perusahaan dapat menetapkan balas jasa yang sepantasnya atas prestasi kerja tersebut. Penilaian prestasi kerja juga dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui kekurangan dan potensi seorang karyawan. Dari hasil tersebut, perusahaan dapat mengembangkan suatu perencanaan sumber daya manusia secara menyeluruh dalam menghadapi masa depan perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia secara menyeluruh tersebut berupa jalur-jalur karir atau promosi-promosi jabatan para karyawannya. Lain halnya dengan demosi, demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan oleh berbagai hal, contohnya adalah keteledoran dalam bekerja. Demosi adalah suatu hal yang sangat dihindari oleh setiap pekerja karena dapat menurunkan status, jabatan, dan gaji.

2.    Dasar-dasar promosi
Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karywan atau pegawai menurut Handoko (1999) adalah:
a. Pengalaman (lamanya pengalaman kerja karyawan).
b. Kecakapan (keahlian atau kecakapan).
c.  Kombinasi kecakapan dan pengalaman (lamanya pengalaman dan kecakapan).

3.      Syarat-syarat promosi
Persyaratan promosi untuk setiap perusahaan tidak selalu sama tergantung kepada perusahaan/lembaga masing-masing. Menurut Handoko (1999) syarat-syarat promosi pada umunya sebagai berikut.
  1. Kejujuran
  2. Disiplin
  3. Prestasi kerja
  4. Kerjasama
  5. Kecakapan
  6. Loyalitas
  7. Kepemimpinan
  8. Komunikatif
  9. Pendidikan

B.MUTASI
1.    Pengertian Mutasi
Mutasi atau transfer menurut Wahyudi (1995 )adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti sedia kala. Mutasi atau rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan. Transfer terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan awal atau batu loncatan untuk mendapatkan promosi di waktu mendatang. Hakekatnya mutasi adalah bentuk perhatian pimpinan terhadap bawahan. Disamping perhatian internal, upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat adalah bagian terpenting dalam seluruh pergerakan yang terjadi dalam lingkup kerja pemerintahan.
2.    Tujuan mutasi
Tujuan mutasi menurut Mudjiono (2000) adalah sebagai berikut :
  1. Untuk meningkatkan poduktivitas kayawan.
  2. Untuk menciptakan keseimbangan anatar tenaga kerja dengan komposisi pekejaan atau jabatan.
  3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan.
  4. Untuk menghilangkan rasa bosan/jenuh tehadap pekerjaannya.
  5. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi.
  6. Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui pesaingan terbuka.
  7. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
Sebab dan alasan mutasi
Sebab-sebab pelaksanaan mutasi digolongkan sebagai berikut.
Sebab dan alasan mutasi
3.    Sebab-sebab dan alasan Mutasi
Sebab-sebab pelaksanaan mutasi menurut Siswandi (1999) digolongkan sebagai berikut :
a. Permintaan sendiri
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atasa keinginan sendiri dari karywan yang bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan organisasi. Mutasi pemintaan sendiri pada umumnya  hanya pemindahan jabatan yang peringkatnya sama baik, anatrbagian maupun pindah ke tempat lain.
b. Alih tugas produktif (ATP)
Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinanan perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan karywan yang bersangkutan ke jabatan atau pekerjannya yang sesuai dengan kecakapannya.
J. Pengertian GKM
GKM adalah sekelompok karyawan dari unit kerja yang sama bertemu secara berkala mengupayakan pengendalian mutu dengan cara mengidentifikasi, menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan di unit kerjanya tersebut dengan mempergunakan teknik kendali mutu.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.        KESIMPULAN

1.         Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan pengembangan.
2.         Pelatihan (training) adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.
3.         Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan
4.         Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan
5.         Manfaat nyata dari program pelatihan dan pengembangan adalah:
-    Manfaat Umum
-    Manfaat Bagi Perusahaan
-    Manfaat bagi individual
-    Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
6.         Perbedaan antara pelatihan dan pengembangan adalah Pelatihan. Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sedangkan Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang
7.         Ada duai teknik pelatihan dan pengembangan :
-   Metode praktis (on the job training)
-   Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)


B.     SARAN

Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami  mohon kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan kedepan.


REFRENSI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas 2 Akuntansi Forensik

1. GRAFIK GCB ( Global Corruption Barometer ) TAHUN 2017 : 2. GRAFIK BPI (Bribe payers Index) TAHUN 2011: 3.  GRAFIK PERC ( P...